Breaking News

Kunjungi Makam Mahligai, Ini Pesan Presiden Jokowi

Presiden Joko Widodo meminta jajaran ulama turut membantu menjaga kedamaian antarumat beragama terutama saat pesta demokrasi seperti pemilihan kepala daerah.

Jokowi berharap kerukunan tetap terjaga di Indonesia sebagai negara besar yang terbentuk dari 34 provinsi, 516 kabupaten/kota, 714 suku, dan 1100 bahasa lokal.

"Saya titip utamanya para ulama, agar disebarkan, diingatkan, dipahamkan kalau kita beragam. Ini anugerah Allah bagi Indonesia," ujar Jokowi di Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Jumat (24/3).

Permintaan itu disampaikan oleh Jokowi setelah meresmikan Tugu Titik Nol Pusat Peradaban Islam Nusantara.

Sekretaris Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Hendri Susanto Tobing mengungkapkan, peresmian Tugu Titik Nol merupakan upaya menunjukkan Barus sebagai salah satu lokasi yang berperan dalam penyebaran agama di Indonesia.

Kawasan Barus dulunya merupakan sebuah bandar besar di Indonesia. Sehingga, banyak negara, terutama Timur Tengah pernah berlabuh di Barus untuk berdagang bahkan menyebarkan agama Islam.

Tugu Titik Nol merupakan monumen berupa bola dunia yang ditopang dengan tiga tiang penyangga. Monumen itu disebut mengusung filosofi Adat Dalihan Na Tolu.

Dalihan Na Tolu memiliki arti tungku berkaki tiga. Tiga kaki itu merepresentasikan tiga esensi masyarakat Batak, yakni Somba marhula-hula (Tulang), Elek marboru (Boru), dan Manat mardongan tubu (Semarga).

Somba Marhula-hula merupakan istilah yang bermakna bahwa setiap orang harus menghormati hula-hula yang merupakan saudara laki-laki dari pihak istri.

Elek Marboru bermakna kelemah-lembutan dalam bersikap terhadap boru perempuan yang merupakan saudara perempuan. Sementara Manat Mardongan Tubu berarti bahwa setiap orang harus akur terhadap saudara semarga.

Jokowi menghendaki simbol itu bisa menjadi pegangan falsafah seluruh masyarakat di Indonesia. DIa menginginkan kedamaian antarsuku, agama, dan ras tetap dirawat dan tak rusak hanya karena kepentingan politik semata.

"(Perpecahan) harus dihindari. Jangan dicampuradukan politik dan agama. Dipisah betul. Sehingga rakyat tahu mana agama, mana politik dipisah," tuturnya. (sumber)

Tidak ada komentar