Breaking News

Rumah Adat Batak di Danau Toba Berpotensi Jadi Homestay

ilustrasi
Bupati Kabupaten Samosir Rapidin Simbolon mendorong pemberdayaan rumah adat Batak yang ada di wilayah Samosir, Sumatera Utara, menjadi tempat penginapan bagi wisatawan dengan model rumah penginapan (homestay).

Menurutnya, ada lebih seribu rumah adat Batak di wilayah kabupaten yang dikelilingi Danau Toba itu yang kondisinya masih baik dan layak untuk dimanfaatkan menjadi tempat penginapan.

Menurutnya, pemanfaatan rumah adat menjadi tempat penginapan cukup unik dan menarik bagi wisatawan karena memberi sensasi kehidupan tradisi orang Batak.

Potensi rumah adat yang bisa dimanfaatkan menjadi homestay sangat besar. Saat ini diperkirakan lebih dari 1.300 rumah adat di wilayah Samosir. Lebih dari 50 persen di antaranya tidak lagi dihuni karena berbagai alasan, di antaranya keluarga yang merantau atau sudah memiliki rumah yang lain.

Hampir seluruh rumah adat Batak yang ada saat ini berusia ratusan tahun, yang butuh sentuhan pelestarian. Dengan pemanfaatan menjadi homestay, akan memberi manfaat ganda, yakni ada pendapatan tambahan bagi pemilik serta pemilik akan merawat dan meestarikan rumah adat miliknya.

Sebelumnya, di akhir pekan lalu, di Medan, Ketua Pokja Pariwisata Danau Toba dan Pariwisata Berkelanjutan Universitas Sumatera Utara Ir. Nurlisa Ginting, M.Sc., Ph.D. mengatakan bahwa pemanfaatan rumah adat Batak menjadi homestay cukup tepat.

"Rumah adat Batak harus dibuat bersih, disediakan toilet yang bersih, dan diupayakan mudah dicapai. Hal-hal tersebut saya kira tidak terlalu sulit, bisa dilakukan para pemiliknya," katanya. (sumber)

Tidak ada komentar